Blog tentang tips dan cerita bisnis online sukses, pengusaha sukses dan tips terbaru dan terkini mengenai bisnis

Tuesday 3 March 2015

Karya Ilmiah "Budidaya Cacing Tanah"

ABSTRAK

Cacing tanah atau Lumbricus Rubellus termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Cacing tanah bukanlah hewan yang asing bagi masyarakat, terutama masyarakat pedesaan, bahkan sebagian orang akan jijik jika melihat hewan ini.

Dalam bidang pertanian, cacing tanah sangat diperlukan untuk membantu menghancurkan bahan organic sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya tanah menjadi lebih subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi lebih baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikrobia yang akan menguntungkan tanaman. Selain untuk sektor pertanian cacing tanah juga dapat digunakan sebagai:
  1. Bahan Pakan Ternak
    Kandungan protein, lemak & mineral tinggi pada cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang atau kodok.
  2. Bahan Baku Obat dan Bahan Ramuan Untuk Penyembuhan Penyakit
    Daging Lumbricus Rubellus memiliki beberapa kadungan nutrisi diantaranya mengandung kadar protein sekitar 76%. Kadar ini lebih tinggi dibandingkan dengan daging mamalia (65’1) atau ikan (50’1), begitu juga dengan kandungan asam amino esensialnya. Selain bahan tersebut diketahui pula mengandung Alfa Tokoferol atau Vitamin F yang berfungsi sebagai anti oksidan. Selain itu menurut Laverach (1963) kandungan nutrisi pada daging Lumbricus Rubellus terdiri dari 16% protein, 17% karbohidart, 45% lemak dan abu 1,5%. Sedangkan kadar bahan keringnya 16,38 %, kandungan protein 53,5%-71,5 % dimiliki Lumbrecus Terrestris dengan kadar bahan antara 15-20%. Hewan-hewan ini juga mengandung protein asam amino berkadar tinggi yang sangat diperlukan untuk kekebalan tubuh untuk melawan berbagai macam penyakit. Dengan kadungan nutrisi ini, cacing tanah juga dimanfaatkan pada bidang farmasi dan masyarakat untuk menyembuhkan penyakit.
  3. Bahan Baku Kosmetik
    Daging Lumbricus Rubellus yang kaya akan nutrisi ini juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik.
Mengingat banyak sektor yang memerlukan suplay daging cacing tanah, maka peluang bisnis akan cacing tanah ini sangat menarik dan cukup bagus prospeknya. Apalagi pewaratan, tempat dan modal yang diperlukan tidak terlalu banyak bahkan sangat minimal dan bisa memanfaatkan alat-alat sekitar, seperti limbah dapur atau limbah pasar untuk memulai bisnis budidaya cacing tanah.

Selain itu bisnis ini bisa dikatakan cukup mudah dan tingkat keberhasilan bisa mencapai 100% jika media cacing tanah yang digunakan sesaui dengan kriterianya. 
 

======================================================


PEMBAHASAN

1. Syarat Media

Untuk memulai budidaya cacing tanah maka harus disediakan media cacing tanah untuk keberlangsungan hidup cacing tanah. Syarat medianya adalah sebagai berikut :
  • Tanah sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organic dengan jumlah yang besar. Campurkan dengan kompos dan beberapa bahan organic lain seperti limbah pertanian, atau limbah pasar. Masukkan bahan-bahan hingga ketinggian 15cm dan campur dengan air secukupnya. Aduk semua bahan hingga tercampur rata agar terjadi proses fermentasi. Setelah empat minggu, campur dengan kotoran hewan dengan perbandingan 70% media hidup dan 30% kotoran hewan.
  • Mengandung sedikit asam hingga sampai netral atau PH sekitar 6-7,2 untuk membantu cacing agar dapat bekerja secara optimal untuk mengadakan pembusukan atau fementasi.
  • Kelembapan tanah antara 15-30% untuk membantu pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah.
  • Suhu sekitar 15-25 derajat Celcius untuk pertumbuhan dan penetasan kokon.
  • Lokasi pemeliharaan cacing tanah tidak terkena sinar matahari secara langsung.

2. Persiapan

Persiapan Sarana dan Peralatan
 

Pembuatan kandang dapat menggunakan bahan-bahan yang murah dan mudah didapat, misalkan bambu, papan bekas dan genteng tanah liat, atau bisa juga menggunakan kotak kayu.

Pembibitan

Persiapan untuk melakukan budidaya cacing tanah adalah meramu media tumbuh, menyediakan bibit unggul, mempersiapkan kandang cacing dan kandang pelindung.
  • Pemilihan Bibit Calon Induk
    Untuk beternak cacing tanah secara komersial sebaiknya menggunakan bibit yang sudah ada karena diperlukan bibit dalam jumlah yang besar. Namun jika dimulai dari skala kecil dapat memakai bibit cacing tanah dari alam yang berasal dari tumpukan sampah yang membusuk atau dari tempat pembuangan kotoran hewan.
  • Pemeliharaan Bibit Calon Induk
    Pemeliharaan dapat dibagi menjadi beberapa cara:
    1. Pemeliharaan cacing tanah sebanyak-banyaknya sesuai dengan tempat yang digunakan. Cacing tanah dapat dipilih yang muda atau dewasa. Jika sarang berukuran tinggi sekitar 0,3m, panjang 2,5m dan lebar 1 meter, dapat ditampung sekitar 10.000 ekor cacing tanah dewasa.
    2. Pemeliharaan dimulai dengan jumlah yang kecil. Jika jumlahnya sudah bertambah, cacing tanah dipindahkan ke bak media yang lain.
    3. Pemeliharaan kombinasi cara 1 dan 2.
    4. Pemeliharaan khusus kokon sampai anak, setelah dewasa dipindahkan ke bak lain.
    5. Pemeliharaan khusus cacing dewasa sebagai bibit.

3. Tahap Pembudidayaan dan Pemeliharaan

Perbandingan antara media hidup dengan cacing adalah 1:1, jika medianya mencapai 2 kg, maka cacing tanah yang dimasukkan kedalamnya adalah 2 kg. Letakkan kotak media ditempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari secara langsung.

Pemeliharaan dan Hama
  1. Pemberian Pakan
    Cacing tanah diberi pakan sekali dalam sehari semalam seberat cacing tanah yang ditanam 1 kg maka pakan yang harus 1 kg. secara umum pakan cacing tanah adalah berupa kotoran hewan, kecuali kotoran yang sudah dicampurkan dengan tanah sebagai media. Pada saat pemberian pakan, pakan cacing haruslah dibuat bubur dengan cara diblender, kemudian dimasak dan dicampur dengan air dengan perbandingan 1:1. Setelah masak dan dingin kemudian ditaburkan diatas media cacing secara merata kurang lebih 1/3 permukaan media. Apabila pakan pada haris sebelumny belum habis, maka sisa pakan harus diaduk dengan media cacing dan jumlah pakan dikurangi.
  2. Pergantian Media
    Media yang sudah menjadi tanah atau telah banyak telur (kokon) harus diganti, supaya cacing tanah cepat berkembang sehingga telur, anak dan induk dipisahkan lalu dipindahkan pada media yang baru. Rata-rata pergantian media dilakukan dalam jangka waktu 2 minggu. Telur-telur cacing ini akan segera menetas dalam tempo 14-21 hari, setelah itu pemeliharaan dilakukan seperti awal budidaya.
  3. Hama
    Selama proses perkembangbiakan cacing tanah, terdapat beberapa hama dan musuh cacing tanah yang harus diwaspadai. Antara lain: semut, kumbang, burung, lipan, tikus, ayam, itik, angsa, lintah dan kutu. Untuk itu lubang tempat pemeliharaan harus selalu tertutup tetapi harus ada sirkulasi udara yang baik, bahan yang baik sebagai penutup adalah kawat kasa. Kemudian untuk mencegah serangan semut, dibawah kotak pemeliharaan diberikan air secukupnya (kotak mengambang).

4. Masa Panen

Setelah 2,5-3 bulan cacing sudah mulai bisa dipanen, yang ditandai dengan banyaknya kascing (kotoran cacing). Sebagian cacing dewasa hendaknya disisakan untuk digunakan sebagai bibit. Panen cacing bisa dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya dengan menggunakan alat penerangan seperti petromaks, lampu neon atau bolam. Cahaya yang dihasilkan oleh lampu mengundang cacing untuk berkumpul diatas medianya. Cara lain adalah dengan membalikkan kotak pemeliharaan dan memisahkannya dari media hidup cacing.

Selain cacing, budidaya cacing tanah juga menghasilkan kascing yang berbentuk butiran, berserat dan berwarna kehitaman. Umumnya kasing berada dipermukaan sekitar sarang. Kascing mengandung mikro organism, mineral anorganik dan bahan organic yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organic. Keunggulan dari pupuk kascing adalah mampu menetralisir kelebihan zat asam dalam tanah, menjadikan tanah lebih gembur dan tidak cepat padat.

5. Pemasaran

Usaha pembudidayaan cacing tanah ini membidik untuk kalangan peternak, farmasi atau pengobatan dan perusahaan kecantikan, baik local ataupun internasional. Untuk itu harus dilakukan strategi pemasaran untuk menarik pembeli. Selain itu, harga pemasaran juga perlu diperhatikan untuk menarik konsumen. Menurut informasi yang didapat, harga cacing tanah dijual dalam kisaran Rp 25,000,00 hingga Rp 50,000,00.
  1. Promosi Mulut ke Mulut
    Pemasaran mulut ke mulut ini adalah pemasaran yang gratis tetapi sangat menguntungkan. Cara melakukan promosi mulut ke mulut misalkan dengan menjual cacing tanah di pasar burung, perikanan atau peternakan ayam. Setelah seseorang merasa puas dengan pelayanan, maka mereka akan merekomendasikan kepada rakan mereka, sehingga menjadi viral.
  2. Iklan Gratis
    Sekarang ini banyak situs-situs yang menyediakan iklan gratis yang bisa dimanfaatkan untuk promosi penjualan cacing tanah. Dengan begitu orang lain akan lebih mudah untuk mencari informasi akan bisnis penjualan cacing tanah.
  3. Forum
    Forum adalah tempat diskusi yang sangat efektif sebagai media berpromosi. Tentunya forum yang dimaksud adalah forum yang membahas seputar hewan atau pecinta burung.
  4. Membuat Blog atau Web
    Membuat blog atau website bertujuan agar orang lain lebih mengetahui dan mudah dalam mencari alamat dan nomor telepon, sehingga calon pembeli akan lebih mudah dalam melakukan pemesanan.

Potensi akan bisnis cacing tanah ini sangatlah menggiurkan. Disisi lain, peluang usaha budidaya cacing tanah sangat minim modal, bahkan bisa dikatakan hanya bermodal usaha dan tenaga. Jadi memulai bisnis tanpa bermodal uang bukanlah hal yang tidak mungkin, dengan memanfaatkan barang-barang bekas, usaha dan tenaga, bisa digunakan untuk memulai suatu usaha.




======================================================

Referensi:


Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Karya Ilmiah "Budidaya Cacing Tanah"

0 comments:

Post a Comment